Tuesday, July 24, 2012

[Catatan Ramadan] ASI-4 : Kondisi “Lebay” Di Awal Pemberian ASI

gambar pinjem di sini 


Mungkin saja, yang kualami ini tidak sama dengan yang dialami oleh ibu-ibu yang baru menyusui pertama kali. Bahkan dapat pula, reaksi si ibu terhadap kelahiran masing-masing anaknya berbeda.

Ketika aku menyusui Billa, fase empat hari pertama menyusui adalah fase tersulit. Aku tak menyangka bahwa aku akan terkena sindrom Baby blues.

Baby Blues Syndrome (sering juga dikenal sebagai postpartum distress syndrome) ini merupakan perasaan sedih atau gundah yang dialami oleh seorang ibu setelah melahirkan. Umumnya perasaan “lebay” ini berlangsung tak lebih dari 2 minggu. Bisa saja hanya beberapa hari, seperti yang kualami. Jika lebih dari 2 minggu, berarti udah termasuk dalam kategori Depresi atau postpartum depression.

Di salah satu link yang memberikan info sehat, menjelaskan beberapa gejala baby blues syndrome, di antaranya:

1.    Menangis tanpa sebab yang jelas

2.    Mudah Kesal

3.    Lelah

4.    Cemas

5.    Tidak Sabaran

6.    Enggan memperhatikan si Bayi

7.    Tidak percaya diri

8.    Sulit beristirahat dengan tenang

9.    Mudah tersinggung


Jika, seorang ibu yang baru melahirkan dan dalam proses memberi ASI bagi anaknya, kemudian mengalami beberapa gejala seperti itu, maka dapat dipastikan, si ibu mengalami baby blues syndrome.


Aku pribadi, awalnya tak percaya kalau kondisi ini akan mampir padaku. Penantian panjang terhadap Billa selama 9 tahun, rasa-rasanya tak mungkin mengakibatkan aku jadi “lebay”. Aku merasa sudah mempersiapkan diri sedemikian rupa berbulan-bulan.

  Namun faktanya, jumlah ASI yang tak langsung banyak, proses belajar memberi dan menerima ASI antara aku dan Billa yang tidak langsung nyaman, serta rasa sakit pasca operasi caesar, mendukung munculnya perasaan tidak percaya diri, aku pun sulit beristirahat dengan tenang, lelah dan ujung-ujungnya menangis tersedu-sedu tanpa sebab yang jelas.

  Aku mengalami fase ini di hari ke dua hingga ke empat, pasca operasi. Aku ingat betul, ketika aku menangis tersedu-sedu, aku bilang ke suamiku, “Bang, jangan marahin Dian ya…. sepertinya Dian bukan ibu yang baik. Sepertinya Dian mengecewakan Billa, karena ASI Dian sedikit sekali keluarnya,” dan kalimat selanjutnya sudah tak jelas, karena aku sudah meraung menangis tersedu-sedu di dalam kamar RS.

  Bang Asis waktu itu hanya mengelus-elus punggungku, dan menarik tubuhku untuk mau dipeluknya. Dia tak banyak bicara. Namun keberadaannya, pelukannya dan tarikan nafasnya yang turut menandakan ikut prihatin, sedikit mengobati rasa gundahku.

  Bang Asis juga tidak mengomeliku sama sekali.  Dia hanya bilang, “Kita kan sudah lama menanti kehadiran anak, rasanya tak bersyukur sekali, jika kita mengeluh akan kondisi yang ada. Jika Dian tak nyaman, banyak-banyak istigfar saja. Ada Abang di sini.” Terus terang aku tak ingat detail kalimatnya, namun kurang lebih seperti itu yang dikatakan suami padaku. Rasa khawatir dicap sebagai ibu yang kurang baik pun luntur  perlahan.

  Memang butuh waktu 1-2 hari kemudian bagiku untuk membangkitkan rasa percaya diri dan aura positif di diri ini.

 

Bagaimana caraku mengalahkan baby blues?

 

Selain curhat dengan suami dan juga memperbanyak baca zikir, aku pun bersikap “seperti orang gila”, ngomong sendiri di depan cermin. Aku bilang…. “aku, ibu yang baik, aku pasti menghasilkan ASI yang cukup bagi Billa dan aku pasti mampu mengurus Billa dengan baik, seperti ibu-ibu yang lain.”  Kalimat itu  kuulangi terus, sambil memassage payudaraku yang membengkak karena sepertinya produksi ASI mulai muncul. Setiap kali bercermin, aku melemparkan senyum terbaikku untuk diriku sendiri, dan menganggukkan kepala, seolah-olah hari ini adalah hari yang terbaik untuk memberikan ASI.

  Aku lakukan semua di kamar mandi lho…. Soalnya malu juga kalau inget kelakuan itu. Tapi outputnya lumayan bagus, kog. Aku jadi makin percaya diri, meskipun Billa tidak cepat bertambah beratnya, namun mentalku sebagai ibu baru sudah lebih tertata dengan baik.

  Berbeda dengan kelahiran Aam, aku sama sekali tak mengalami baby blues. Kalaupun ada gejala kecapekan ataupun mudah tersinggung, itu lebih disebabkan kondisi di sekitar waktu itu. Tak lama aku merasakan hal ini. Karena segera aku pakai jurus “anti lebay” di depan cermin. Hehehe.

 

So, buat para ibu muda yang lagi menyusui atau akan menyusui, tak perlu khawatir dengan kondisi “lebay” ini. Ada solusinya dan bujuklah suami untuk selalu membantu menetralisir keadaan dengan mendukung kondisi kita. insyaAllah, “lebay”nya bisa berkurang atau hilang.

 

***

 

Pamulang, puasa hari ke empat, alhamdulillah bisa bangun untuk manasin lauk buat makan sahur suami yang bersiap berangkat ke offshore lagi hari ini. 

30 comments:

  1. Weh ada juga penyakit lebay buat ibu bayi

    ReplyDelete
  2. ikutan menyimak ilmu2 ASI...:)
    suami kerja di offshore mana, mbak?

    ReplyDelete
  3. saya pake istilah "lebay" biar kesannya gak seram, ketimbang baby blues syndrome...hehehe

    ReplyDelete
  4. sekalian belajar jadi bapak ASI nantinya ya cak..:)

    bang asis kerja di Laut jawa cak... di atasnya kepulauan seribu. CNOOC... satu perusahaan sama Capt Dina...:)

    ReplyDelete
  5. aku mengalami uniii, waktu lahiran Faldi
    lahiran jauh di negeri orang, jauh dr ortu n keluarga
    nangis ga jelas, merasa jadi ibu yg ga berhasil, ga tahu apa2, dsb
    pdhal ga ada masalah sama ASI, di RS udah diajarin cara nyusuin
    lumayan lama kalo saya pemulihannya, 1-2 minggu lebih deh
    sering mendadak berlinang air mata, "bluess" tiba2
    kadang2 sambil menyusui bisa tiba2 berlinang air mata

    ReplyDelete
  6. waaaah.. pengaruh jauh dari keluarga itu bisa jadi faktor juga ya may?

    kalau anak2 lainnya kena juga gak sindrome ini?

    Makasih sharingnya yaaaa...

    ReplyDelete
  7. afirmasi di depan cermin itu ampuh banget ya Uni, meningkatkan rasa percaya diri dan secara gak langsung menstimulasi pabrik ASI untuk memproduksi lebih banyak ASI :)
    dulu aku ngalamin babyblues yg mayan bikin sutris, untungnya gak pengaruh ke ASI, Allah baik banget. coba misalnya ditambah gak keluar ASInya, bisa lebih nge-blues lagi deh .....

    ReplyDelete
  8. Wuaah afirmasinya ampuh ya un, sugesti diri, yakin, dzikir, suami siaga aaah ya Allaah semoga kami mampu...
    Makasih uni udah mau berbagi, insya Allaah bermanfaat :)

    ReplyDelete
  9. iya,.. uni baca cerita shanti di buku baby blues yang dikasih oleh Dina...

    alhamdulillah bisa lewati fase itu dengan cepat ya shant?

    iya.. uni gak belajar dari siapa2 sebenarnhya.. dan setelah kejadian baru ngeh kalau yang uni lakukan itu namanya afirmsi..hehehe uni anggap kemaren itu menghipnotis diri..*uni sempat ikut sekali seminar hypnobirthng gitu..hehehe

    ReplyDelete
  10. dan yang penting.. tidak kelinyengan dan pusing akibat kebanyakan informasi ya dear anti.. hehehe

    kadang2 minim informasi juga enak kog..hehehe

    semoga sharing uni ini berhikmah bagi bumil cantik yaaaa :)

    ReplyDelete
  11. “aku, ibu yang baik, aku pasti menghasilkan ASI yang cukup bagi Billa dan aku pasti mampu mengurus Billa dengan baik, seperti ibu-ibu yang lain.” ---> cara jitu untuk meningkatkan rasa percaya diri ya uni, cuma sayangnya nggak semua ibu.... enggak semua orang mau melakukannya

    kasih jempol buat uni

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah bisa dilewati ya Uni... Jd selama menunggu asi keluar, Billa ndak mnm apa2 ya?

    ReplyDelete
  13. tiap manusia kan beda karakter..

    setiap ibu punya cara sendiri dan punya keterbatasan sendiri...:)

    ada yang memang tak bisa karena kondisi kesehatan, lingkungan tak mendukung serta masukan info yang salah..

    ada yang memang tak mau karena tak tahan sakit, tak sabar... dan lain sebagainya..

    tapi insyaAllah, semua terjadi karena ada alasannya..:)

    saya dapat jempol dari om rifki karena saya punya "team" yang solid om..hihih.. suami yang mendukung, orang tua yang tak rewel terhadap saya, dan bayi yang survivor serta cepat belajar... alhamdulillah.. jadi bukan karena saya sendirian kog om rifki...:)

    ReplyDelete
  14. yup! 24 jam pertama, billa tidak minum sama sekali.

    pertama kali minum ASI, asi uni hanya keluar sesendok teh...itupun mungkin hanya setengahnya... tapi suster yang jaga waktu itu memberi uni semangat.." itu namanya kolostrum bu, memang segitu jumlahnya. lagipula lambung bayi tak lebih dari ukuran kacang polong, jadi pasti kenyang!"

    waaah uni jadi semangat mompa asi (waktu itu uni harus mompa, karena billa tak boleh terlalu sering berada di luar kotak birunya, jadi asi uni disendokin oleh para suster yang baik hati itu..)

    ReplyDelete
  15. berarti cermin jg membantu yah uni untuk menunmbuhkan semangat dalam diri, kalau larass kok malah enggan yah bercermin....merasa beda kalau lihat cermin. bener2 kurang bersyukur neh larass....makasih uni sharingnya

    ReplyDelete
  16. bayi insyaAllah kuat meski sampai hari ke-3 belum keisi apa-apa di perutnya, kata bunda Henny Zaenal. Jadi ibu-ibu yang belum keluar ASI setelah melahirkan, semangaaat...insyaAllah bisaaa:D

    ReplyDelete
  17. hehehe... maksud larass gimana kalau lihat cermin? seperti orang lainkah penampakannya?

    cermin lebih banyak untuk membantu menunjukkan ekspresi kesungguhan saja larass.. tanpa cermin insyaAllah tetap bisa mengafirmasi diri..^_^

    ReplyDelete
  18. insyaAllah demikian... makasih sharingnya yaaaaa :)

    ReplyDelete
  19. jadi pengen tau, baby blues bisa hadir sewaktu masih hamil gak ya?

    ReplyDelete
  20. errrr, umumnya kan terjadi pasca lahiran ya buk? kalau pas hamil, mungkin istilahnya bukan baby blues?

    ReplyDelete
  21. eh ku ga pernah baby blues.. tapi sering omong sendiri, kesel sendiri, nangis sendiri.. :D
    terapinya ya itu bilang ke cermin.. tintin cantik tintin baik tintin tidak sombong, blablah.. yang positif deh..

    ReplyDelete
  22. Rasanya mama dulu gak pernah "lebay" deh...hehe
    Dian memang gigih, mama tau itu :)

    ReplyDelete
  23. Uni, boleh ya tulisan ini aku share ke suami? kali-kali aja berguna, biar kalau nanti ngalamin dia ga kaget, gitu. Hihi...

    ReplyDelete
  24. berarti bisa digunakan kapanpun dan dalam keadaan gimanapun ya mbak tin? :)

    ReplyDelete
  25. hehehee... mama sudah "terbiasa" dengan kondisi "gak enak" hehehe

    aih, dian gigih ya boss? hehehe

    ReplyDelete
  26. tentu boleh anne....

    gimana kesehatannya hari ini> semoga makin pulih ya anne.. :)

    ReplyDelete
  27. Baikan sih, Uni. Masih suka cenut, belum terbiasa kalau kaget menerima cenutan hasil operasi. soalnya munculnya ngagetin, hilang timbul gitu. hehe..

    ReplyDelete
  28. mudah2an lekas pulih ya anne... *peluk...

    ReplyDelete
  29. iya, pengaruh jauh dr keluarga n temen2 deket juga ada pengaruh mungkin ya uni, kan kalo lagi lonely gitu bingung mau curhat n nangis sama siapa, makanya agak lama juga pemulihannya

    kan apa2 aku yg urus sendiri, ga ada ortu atau siapapun yg bantu ngajarin ngurus bayi, cuma belajar dari suami, searching di internet n baca buku2

    waktu lahiran Ferdi dan Falda udah ga ngalamin lagi, udah confident

    ReplyDelete
  30. alhamdulillah.... memang mendapatkan confident nya ini ya yang butuh perjuangan dan proses...'

    ^_^V

    ReplyDelete