Tuesday, December 03, 2013

[Hari Guru] Sensasi Sehari Menjadi Guru Paud

perangko memperingati Hari Guru Nasional 2004


25 November adalah hari kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia. Sering dinobatkan sebagai hari Guru Nasional.

***

Aku sudah mengenal profesi guru sejak kecil. Nyaiku (nenek sebelah mama) adalah salah seorang figur guru yang kukenal. Beliau adalah pengajar sekaligus pendiri Kursus Kader Wanita Islam (Kurkawi) di Sumatera Selatan. 
*entah siapa yang melanjutkan kegiatan ini sekarang, karena mama tak berkenan melanjutkan (ada wasiat dari Nyai untuk tak melanjutkannya).

Selain itu, sejak kecil, seringkali, kalau ditanya apa cita-citaku? Selalu kujawab dengan pengen menjadi guru.

Ketika mendaftar untuk kuliah, jurusan FKIP pernah kulirik, sayangnya tak diijinkan oleh Papa. Alasannya, beliau tak mau, anak perempuan satu-satunya, bertugas praktek di kampung dan jauh dari orang tua…J

Akhirnya, kupilih kuliah di FH, dan ujung-ujungnya, sejak tahun 1997, aku resmi menjadi “guru” di Kampusku. Hingga tahun 2013 ini, aku mengajukan surat pengunduran diri menjadi dosen.

Mengajar mahasiswa, jauuuh lebih mudah. Karena manusia-manusianya adalah orang-orang yang sudah dewasa dan cenderung “patuh” pada ketentuan yang dibuat dosen (guru). Nyaris tak banyak masalah yang kuhadapi, ketika berprofesi menjadi dosen.

Namun, ketika mendapat tawaran mengajar 1 hari dari pihak sekolah TK tempat Billa (putriku sekolah) , dalam rangka Acara Parent Teaching, sebuah kegiatan tahunan di TK, dimana setiap tanggal 25 November, beberapa ortu yang dipilih guru, mengajar sehari penuh, menggantikan tugas para guru. Aku sempat deg-degan. Bukan apa-apa, bagiku, anak-anak balita itu sangat “menyeramkan”. Mereka sangat cerdas, polos, jujur dan apa adanya. Belum lagi yang duduk di bangku Kelompok Bermain. Usia mereka kisaran 2,5 – 4 thn. Sungguh mengerikan.

Ini kelas KB. Dan Tanun, temanku ini sungguh "berdedikasi". Kalau aku tak sanggup handle anak2 KB. :) 


Aku punya dua anak balita di rumah, Kak Billa (5 thn)  dan Aam (21 bulan), itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku pusing, pinggang sakit dan urut dada jaga kesabaran. :) 

Ketika, aku diminta menjaga kelas KB, sungguh, aku langsung menggelengkan kepala.
“Oh, No… !” Ngebayangin 26 monster kecil itu dalam satu kelas (meskipun berempat dengan ibu-ibu lainnya),  aku takut!

Aku sampai bilang ke kepala sekolahnya, “Beri saya 100.000 mahasiswa, saya mampu mengajar mereka seharian. Tapi jangan beri saya 26 anak kelompok bermain, karena bagi saya mereka adalah manusia cerdas dan menakutkan dalam wujud anak kecil,”. Hehehe. Demikian takutnya aku.

Akhirnya, setelah nego, akhirnya aku berhasil mendapat kelas TK-B. Kisaran usia 5 thn hingga 6,5 tahun. Tak terlalu menakutkan, karena mereka sudah cukup bisa memahami penjelasan orang dewasa. Meski pada prakteknya…. Sungguh luar biasa seru!

Tanggal 25 pagi, aku beruntung ayahnya anak-anak bersedia ada di rumah. Bang Asis menjaga Aam seharian. Aku mengantar Billa ke sekolah, lalu sedikit briefing dengan beberapa ibu lainnya mengenai mekanisme atau jalannya kegiatan hari ini.

Tema yang digusung adalah 3K : Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan.

Aku membawa 3 buah buku cerita sesuai tema, dan berbagi tugas dengan Bu Erni (mama Kinar) dan Bu Vita (aku lupa ibu dari anak siapa ya? hehehe).

Memimpin pembacaan ikrar


Pagi itu upacara. Ada pengucapan ikrar dan nyanyi lagu Indonesia raya. Perutku mulai memutar dan nervous mulai menyerang. Aku terpilih memimpin pembacaan ikrar. Berbekal contekan kertas dari Kepsek, kupimpin pembacaan ikrar. Sekilas kupandang wajah Billa, yang senyam-senyum, melihat Bundanya berdiri memimpin ikrar. Peluh sempat menetes di keningku. Rasanya ajaib memimpin upacara di hadapan manusia-manusia kecil itu.

Meski sempat terbata di awal, semuanya berjalan baik. Lalu “ujian” pun dimulai. Ending upacara juga dilakukan pemberian kado berupa kue ulang tahun untuk para guru. Kami sempat menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun, dan mengucapkan terima kasih serta doa untuk para guru yang super sabar itu.

Lalu, kami –para ibu-ibu ortu murid- masuk kelas dan menjalani praktek mengenalkan diri, bercerita, bermain angka, membuat prakarya, olahraga dan lainnya.

Awal perkenalan 


Anak-anak terlihat suka mendengar dongeng, seru mengikut kegiatan prakarya dan olahraga. Mulai riweh ketika waktu makan dan istirahat.

melompat sambil belajar berhitung sekaligus menjaga keseimbangan tubuh. its fun!


Ya Allah, anak laki-lakinya kelas tk B2 itu super aktif. Atta menjadi kunci kegiatan. Anak kecil keturunan Makasar yang cakep ini, menjadi sumber keramaian. Aku sempat melakukan kegiatan membentuk benda-benda dengan clay. Dan cukup ampun menetralisir gerakan aktif. Semuanya asyik membentuk benda dengan clay. Aku juga bercerita lagi, dan semua menikmati.

salah satu karya Clay/Play dough anak B2


Sungguh, seru!



Akhirnya jam 11.20 mulai mendekat. Kami pun menyiapkan anak-anak untuk pulang. Ada rasa menyenangkan mendengarkan celotehan mereka seharian. Pengalaman yang seru dan menyenangkan. Rasa-rasanya, terlalu naif, kalau aku jadi ketakutan menghadapi mereka.
Di relung hatiku terbersit rasa senang, dan sedikit ketagihan untuk sesekali mengajar atau sekedar story telling… Wish someday I can learn about story telling, so it will more fun to do that again, in the future.


Terima kasih para guru TK Alzind Vila Dago Pamulang. Sungguh butuh kesabaran tingkat dewa untuk menjalani profesi kalian. Selamat ulang tahun…. J

No comments:

Post a Comment