Saturday, February 04, 2017

(Buku Bacaan) Januari Adalah Bulan Memulai Membaca Kembali


Beberapa tahun terakhir ini, kebiasaan membacaku menurut drastis. Terusik oleh medsos, gadget, anak-anak dan menulis. Sehingga ada saatnya otakku tumpul karena kosong tak berisi.

Akhirnya aku beresolusi, agar tahun 2017 ini aku kembali memaksakan diri untuk membaca.

Usahaku cukup keras nih tahun ini. Berusaha membaca buku yang lebih tebal dan tak sekedar illustrated books. Meski faktanya, masih banyakan buku anak-anaknya ketimbang buku "serius"nya.

Berikut ini buku-buku yang berhasil kubaca selama Januari 2017






Buku yang "tebal" nya hanya seuprit. Itupun tebalnya pake tanda kutip. hahaha

1. Simple Thinking About Blood Type. Karya Park Dong Sun

Sebuah animation book. Terbitan Penerbit Haru. Aku beli yang edisi Januari 2016. 

Komentarku soal buku ini : 
Fun, informatif, kocak. Meski tak sekocak buku-buku sejenis ini di awal pertama terbit. 

2. Bagai Bumi Berhenti Berputar. Karya Clara Ng. Illustrator : Emte.

Sebuah Illustated book yang agak tebal. Terbitan Gramedia. Edisi Januari 2016. 

Komentarku
Ide cerita buku ini menarik.  Karena membahas realita yang dihadapi anak-anak terkait perceraian, sakit, kematian, cacat tubuh dan perpisahan. Namun aku nggak serg dengan cara penulisannya, kurang enak dibaca. Terasa kurang "menganak". Ini buku cerita anak Clara Ng pertama yang aku baca. Jadi masih subyektif sih penilaianku. 
Sementara, untuk illustrasinya aku acungkan jempol. Sampai-sampai aku berharap suatu hari bisa punya karya illustrated book yang digambar oleh mas Emte ini... Sungguh keren!

Acungan jempolku untuk ide cerita dan illustrasinya !

3. Matahari. Karya Tere Liye

Sebuah Novel Genre Fantasy. Kubeli yang edisi Agustus 2016 cetakan ke 2. 

Novel ini adalah buku ke 3 dari Tetralogi yang dibuat Tere Liye beberapa waktu lalu. Diterbitkan oleh Gramedia dan merupakan buku ke 3 karya Tere Liye yang sudah kubaca 

Komentarku : 

Untuk buku ke 3 dari Serial Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang, maka pujian patut kuberikan, karena tidak mudah untuk membuat seri ke 3 dari tetralogi dengan tetap bisa memiliki konflik menarik dan setting yang asyik. 
Hanya saja, aku kurang merasa titik puncak konflik, sampai 1/5 bagian akhir novel. Jadi 4/5 bagian pertama novel menarik tapi kurang menggigit konfliknya. 
Bahkan buku ini, setengahnya tak memiliki aura untuk betah dibaca. Akibatnya aku cicil bacanya. Baru semangat baca menjelang akhir buku. 
Dibandingkan 2 buku sebelumnya, buku ini kekurangannya dari segi konflik. Agak membaik menjelang akhir buku. Itupun menurutku jadi bikin kepo, karena dihubungkan dengan novel penutup tetralogi Bumi ini yang akan berjudul Bintang. 




Selanjutnya, aku tak lagi punya kesempatan membaca novel, karena mengejar DL sendiri. Inginnya setiap bulan kirim 1 naskah buku ke penerbit.
Dan Januari ini berhasil kirim satu kumcer ke penerbit. Mudah2an berjodoh. Amiiin.

Oke...

Akibat dari menulis itu, aku memilih membaca buku-buku anak yang tipis-tipis.

antara lain :

1. The Leaf Named Nip Who Flipped. 

Karya R Chandran dan diilustrasikan oleh Paul Koh. 

Buku berbahasa Inggris ini mengisahkan karakter satu helai daun yang bernama Nip yang ingin tahu dan yakin bahwa ada banyak hal yang bisa dilakukannya dari sekedar menjadi selembar daun. Sebetulnya menurutku ini adalah kisah sedih. Karena saking kepo nya Nip dengan kegiatan diluar menjadi daun, ia berusaha melepaskan diri dari dahan. Dan saat ia lakukan itu, tubuhnya menua. Namun digambarkan kalau Nip justru bahagia dengan bisa berputar2 di angkasa sebelum ia menyentuh tanah. :) Nice story and lovely illustrated....

2. The Spooky Book

Karya Steve PATSCHKE
Illustrasi oleh Matthew McElligott

Buku ini agak serem. Jadi kalau dibacain ke anak-anak nunggu gedean di atas 10 tahun deh! hehehe
Twistnya asyik. Bukunya berbahasa Inggris. Kalimat pertama di halaman pertamanya "You can ask any haunted house or bat flying kooky. Is it true? Yes its true. This Book is Spooky!" *aku saat nulis ini aja rada merinding nih...hahhaah

Mengisahkan seorang anak laki2 yang menemukan buku ini. Dan isinya adalah seorang anak perempuan yang membaca buku spooky juga. Twistnya keren deh... Illustrasinya juga mendukung kita jadi serem... :)

3. The Umbrella Day

Karya Nancy Evans Cooney
Illustration by Mellissa Bay Mathis

Terus terang aku lupa kenapa aku beli buku anak berbahasa Inggris ini. Setelah kubaca, isinya unik juga. Kisah seorang anak yang berimaginasi dengan payung dimilikinya. Luar biasa khayalannya berdasarkan sebuah payung. Hingga ia merasa ini adalah hari payung yang keren.
Aku juga suka illustrasinya. Rada old version alias kayak lukisan jadul gitu. Ngingetin aku pada illustrasi novel serial Laura Inglas....:) Dan faktanya memang buku ini buku lama juga. Diterbitkan tahun 1989. :)

4. Lon Po Po - A Red Riding Hood Story From China

Karya Ed Young. Ditranslate dan digambar sendiri juga oleh Ed Young. *ini keren ya kalau bisa semua gini penulisnya.

Kisahnya sendiri menurutku agak "sadis" untuk dibaca anak2 usia 12 tahun ke bawah. ada adegan kekerasan terhadap srigala oleh anak2 yang hendak dimakannya. Tapi aku pribadi gak mempermasalahkannya, karena memang unik sih kisahnya.
Illustrasinya sendiri menyeramkan... hehehe. Tidak keren banget, tapi tidak jelek. Aku beli buku ini karena tertarik dengan versi China dari kisah Si Tudung Merah ....

5. Wheedle di Atas Needle.

Karya Stephen Cosgrove dan digambar oleh Robin James. 

Aku ternyata sudah punya buku ini sebelum Eni Shabrina WS mengirimkan untukku. Tapi punyaku ternyata berbahasa Inggris. dan yang kubaca ini yang berbahasa Indonesia.

Kisahnya menarik. Tentang mahluk periang bernama Wheedle yg menyingkir dari satu lokasi karena tak tahan mendengar siulan manusia. hehehe Perjalanannya mencari tempat yang "aman" dari siulan ini lumayan berkesan. Aku hanya agak kurang serg dengan terjemahannya. Nggak "cantik". padahal kalau lihat versi Inggrisnya, agak berima. :)

6. Me and My Dad

Karya Alison Ritchie dengan Illustrasinya oleh Alison Edgson.

buku ini dua bahasa. Inggris dan China. Kubeli saat aku ke Guangzhou bbrp tahun lalu. Illustasinya luar biasa. Terbitan Little Tiger Press memang keren2 kalau urusan illustrasi ya...

Buku ini mengisahkan Keseharian dua beruang, ayah dan anak. Seberapa dekat mereka dan seberapa bersyukurnya si anak punya ayah sekeren ayah beruang. Pic book yang cakep. cocok banget untuk dibacakan pada anak-anak menjelang tidur.

7. Love Like This

Karya Peter Kavanagh dan digambar oleh Jane Chapman. 

Dan lagi-lagi terbitan Little Tiger Press. Tentunya dengan illustrasi yang cakep. Ini juga kisah anak gajah dan induk gajah berjalan seharian. Dari pagi hingga malam. sekali lagi, juga tepat untuk dibacakan pada anak-anak menjelang tidur.

8. It Could Have Been Worse

Karya A . H Benjamin dan Illustrasinya oleh Tim Warnes. 

Terbitan Little Tiger Press ini bener-bener nggak pernah bikin kecewa pembaca dalam urusan illustrasi.
Kisah buku ini sendiri adalah tentang anak tikus yang bermain bertualang sendirian dan merasa selalu nyaris terkena masalah. Padahal pemangsanya justru banyak, dan sepanjang perjalanan ia hanya fokus pada halangan kecil di hadapannya tanpa pernah tahu jika pemangsanya selalu gagal memakannya. Lucu sekaligus bikin deg-degan. Diakhir buku, induknya lah yang paham akan kondisi tsb hingga mengeluarkan kalimat "it could have been worse."

Menarik untuk dibacakan pada anak-anak. Kandungan moralnya juga manis. Ini termasuk salah satu pic book kesukaanku...:)


Demikianlah.. bacaanku bulan Januari 2017. Semoga bulan depan bisa lebih banyak buku tebal lagi. Meskipun sudah masuk hari ke 4 Februari, namun novel tebal baru terbaca 10 halaman. Hiks....

Bagaimana dengan Januarimu? Sudah baca apa sajakah?



3 comments:

  1. Baru 3 buku aja..
    Kitab komik sufi
    Ke surga lewat mana ya
    Naked traveler 1 hahah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. lumayan manda... tetap terus membaca ditengah kesibukan jadi emak2 hehehe

      Delete
  2. Dari beberapa buku tersebut, Saya punya buku Clara Ng "Bagai Bumi berhenti berputar", dan telah saya tulis resensinya di blog saya. :)

    Yaa, dongeng/Cerita, meskipun bukan sesuatu yang benar terjadi (hanyalah fiksi/khayalan semata), namun melalui tokoh-tokohnya ternyata cukup bisa menjadi media yang efektif untuk menunjukkan keteladanan kepada anak tentang bagaimana bersikap dan berbuat.

    Semoga di Indonesia buku-buku bermutu seperti ini semakin banyak dan bisa menyebar secara lebih luas demi generasi mendatang. Aamiin.

    Salam. www.rifanfajrin.com

    ReplyDelete