Monday, June 20, 2011

Sentuhan Dunia Maya Pada Duniaku




Pertama… Lewat Email

Aku ingat sekali, ketika bulan Februari 1998, selesai mengikuti Training of Trainee mengenai Hak Kekayaan Intelektual di Jakarta, aku pertama kali mengenal bagaimana kerja sebuah internet dikaitkan dengan dunia HKI tersebut. Aku juga pertama kali melirik sebuah website untuk belajar membuat email. Eudoramail.com. sebuah situs yang beberapa tahun lalu, diakuisis oleh Lycos.com.

Entah apa kabarnya email pertamaku itu. Sebuah email yang membuatku rajin mengirim email ke prof. Prof. William Fryer III - seorang Profesor dari Amerika Serikat - yang memberikan materi mengenai internet dan HKI serta secara sangat cerdas menjabarkan bagaimana sebuah email bekerja.

Aku sempat merasa sangat gaptek, namun berkeras untuk belajar. Meski belum memiliki fasilitas internet di rumah, aku tetap rajin main ke warnet. Tak jarang, aku mampir ke kantor Papaku, sekedar untuk menumpang belajar internet di kantornya.

Hingga akhirnya, aku memiliki beberapa email, dan mulai menularkan kebiasaan berinternet kepada mahasiswa-mahasiswaku.


Ke Dua, Menularkan Dunia Maya Pada Mahasiswa


Excitement atau rasa senang yang meluap karena mengenal system surat elektronik baru tersebut membuat aku berani berkenalan dengan banyak staf pengajar dari luar negeri. Dengan bermodal hanya satu tempat warnet di Palembang pada tahun 1998 tersebut yakni di Kantor Pos Pusat, aku rajin memantau email seminggu sekali.

Rasanya happy sekali mendapatkan kenyataan bahwa melalui email aku dapat berhubungan dengan banyak orang di dunia ini dalam waktu singkat. Kegiatan ini berlanjut pada chatting, surfing/gogglingserta mengikuti berbagai milis yang memiliki banyak infomasi.

Rasa happy dan excitement ini langsung kubagikan kepada mahasiswa-mahasiswaku. Semua mahasiswa kuwajibkan untuk memiliki email dan menyerahkan hasil tugasnya melalui email. Aku minta mereka latihan mencari data atau mensurfing data dari internet. Meskipun mereka menggerutu dan bisa dipastikan mengomel dibelakangku, tapi aku tidak perduli.

Tahun 1998 itu, belum banyak dosen di fakultas tempat aku mengajar yang bisa menggunakan internet. Semua mahasiswaku awalnya mengeluh mengenai biaya sewa internetnya. Sebagian lagi mengeluh mengenai langkah-langkah registrasi yang berbahasa Inggris.

Aku tidak perduli, bahkan aku bilang ke mereka, "Bagi yang merasa kurang mampu, boleh minta uangnya ke aku dan yang tidak mengerti bahasa Inggris, harus bawa kamus tiap ke warnet...Hehehe."

Saat itu telah kuniatkan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Hak Kekayaan Intelektual harus belajar internet dan lulus mata kuliah itu dengan kemampuan menggunakan email dan internet dengan baik.

Akupun senang sekali, mendapati kenyataan, meskipu di awal perkuliahan kebanyakan mahasiswa itu mengeluh, namun di akhir kuliah, semuanya berbalik. Karena, akhirnya semua mahasiswaku menikmati kegiatan tersebut. Bahkan sebagian dari mereka menyombongkan dirinya ke beberapa mahasiswa lain tentang serunya mata kuliahku dan internet tersebut.



Ke Tiga, Ketika Ngeblog Membuatku Menjadi Rajin menulis


Sekitar tahun 2004, adalah masa pertama kali aku berkenalan dengan dunia blog. Aku mencoba menjadi blogger di blogspot.com dan sekali-sekali menulis blog juga di friendster. Berada jauh dari kota kelahiranku –Palembang – dan menempuh tugas belajar di Jawa Timur, tepatnya di kota Malang, membuat aku mencari kegiatan yang positif. Banyaknya waktu luang ditambah banyaknya warnet bertebaran di kota Malang tersebut mempermudah diriku menggunakan fasilitas internet.

Hampir tiap 2-3 kali dalam seminggu aku pasti ngeblog. Namun minat untuk serius menulis di blog mulai aku jalani pada Mei 2007 ketika aku mengenal fasilitas jejaring sosial Multiply.com.

Aku berkenalan dengan banyak penulis senior. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba ikut dalam audisi naskah antologi. Akhirnya, sejak tahun 2008, resmi aku menjadi seorang contributor. Karena sejak menjadi bagian dari kumpulan cerita mengenai suami istri dalam buku Persembahan Cinta yang disusun Pipiet Senja, aku mulai melirik dunia menulis secara serius.

Meski terkesan tidak produktif, karena tahun 2009, hanya ikut serta dalam kumpulan cerita para penikmat Long Distance Love yang disusun oleh Imazahra, namun aku membuat resolusi di akhir tahun 2009 tersebut. Bahwa mulai tahun 2010, aku akan serius belajar menulis.


Ke empat, Akhirnya Dunia Maya Membuatku Memilih Menjadi Penulis.



Pilhan yang aneh memang. Ketika karirku berjalan baik sebagai seorang dosen, justru kehadiran anak dan perkenalan dengan dunia maya, membuatku memilih untuk menjadi seorang penulis.

Kecintaanku pada dunia maya tidak melahirkan pengalaman jelek, aku malah menikmatinya dengan meyakini, bahwa melalui dunia maya aku bertemu para penulis senior yang rendah hati dan mau berbagi. Melalui dunia maya aku jatuh hati dengan dunia menulis. akhirnya melalui dunia maya, aku memilih untuk menjadi seorang penulis.

Tak ayal, sejak tahun 2010, aku menggila dengan begitu rajinnya mengikut berbagai audisi naskah antologi. Tidak sekedar belasan, namun puluhan audisi naskah aku ikutan. Tak hanya di bidang non fiksi, namun juga fiksi.

Begitu besarnya dunia maya ini mempengaruhi hidupku untuk bekerja keras belajar menjadi seorang penulis.

Semuanya tak sia-sia. Akupun menikmati, setiap kali buku antologi yang memuat tulisanku lahir. Hingga muncul sebuah resolusi baru di akhir tahun 2010. Bahwa, aku harus memiliki minimal sebuah buku solo.

Lagi-lagi komunitas di dunia maya, seperti Blogfam family serta Group Menulis di beberapa jejaring sosial, mengantarkanku menjadi salah seorang yang rajin mengikuti workshop. Wah, dari dunia maya hingga menjadi komunitas di dunia nyata. Aku belajar banyak dari komunitas di dunia maya ini. Semua itu tak sia-sia. Sungguh tidak sia-sia.


***

Jadi, aku pikir, jika memang kita pintar dan baik dalam memanage dunia maya sesuai keinginan kita, maka semuanya akan menghasilkan sesuatu yang positif. Siapa yang bisa mengira, dari hanya sekedar mengenal sebuah email dan blog, aku akhirnya menularkan semangat menggunakan internet serta ngeblog kepada mahasiswa dan keluargaku. Bahkan kini, semangat menulispun selalu aku tularkan kepada teman-teman di dunia maya.

Dunia maya, memang sebuah dunia yang tak fana, namun jika kita pintar menggunakannya, akan banyak hikmah kita raih bersamanya.



***