Friday, September 30, 2011

[Babe] A day with my Dad...

Ini sebenarnya cerita lama... Mungkin Papa sendiri kalau ditanyain udah lupa ama kejadian ini..

Waktu itu aku masih SMP dan lagi butuh kardus untuk keperluan tugas sekolah. Dirumah saat itu cuma ada Papa aja, kalau gak salah, Mama lagi pergi dengan Yuk Sum tetangga belakang rumah.
Akupun mencari Papa dan bilang "Pa.. kita punya simpanan kardus bekas gak ya ?"
"Kayaknya ada di atas "dak" garasi deh, Nak.." jawab Papa..
"Wah gimana mau ngambilnya Boss ???" aku tanya balik..
"Ya pake tangga la, Say.. Dian naik ke atas sana.. masa gak berani sih ?" jawab Papa setengah menantang...

[Aduuuuh si bokap.. terkadang lupa deh kalau aku anak perempuan.. tapi emang sering sih Papa suka nyuruh aku ngerjain pekerjaan yang berbau-bau cowok gitu.. ]

"Wah Pa.. Dian keder nih kalau manjat..." keluhku.
"Coba dulu ah.." tangkis Papa sambil menarok tangga ke dekat "dak" garasi.

[ih.. kalau ada Mama waktu itu, pasti Papa diomelin karena nyuruh aku manjat-manjat gitu..heheheeh]..

Akhirnya kucoba juga, dan memanjat tangga tersebut hingga berhasil sampe ke atas "dak" garasi dan dari atas menjatuhkan sebuah kardus kebawah. Tidak lama, aku pun berniat mau turun dan mulai menarok salah satu kakiku ke anak tangga  kayu tersebut. Tapi kemudian aku terdiam seperti "freeze" alias terdiam,  aku merasa kaku dan ketakutan...
Tubuhku gemetaran dan gak tau harus gimana lagi supaya bisa turun...
Bahhh !!! Ternyata aku takut untuk turun.....

Rasanya pengen lompat aja langsung...tapi jaraknya cukup tinggi.. bisa-bisa patah kaki kalau nekad....

Akhirnya dengan setengah merengek menahan tangis, kupanggil Papa untuk mengawasi dan ngajarin cara turun tangga....

Hehehe...
Bukannya langsung nolong... Papa malah terkekeh-kekeh ngelihat diriku yang ketakutan untuk turun.
Setelah puas ngetawain, baru deh Papa ngajarin proses turun pake tangganya....

Aduuuuh...
Sumpah.. lemes banget dengkul dan kakiku.
Aku bener-bener ketakutan.
Rasanya lega banget begitu kaki ini menginjak lantai...

Papa sambil tersenyum terus bilang... "Baru kali ini Papa lihat orang berani naik tapi takut turun..."..

Buset deh !!!!
Hehehehe

Tau gak.. ampe hari ini aku paling takut kalau harus manjat untuk ngecek sesuatu atau apapun yang menggunakan tangga kayu atau tangga khusus manjat.. karena udah dipastikan aku akan ketakutan sewaktu turunnya....
aneh ya..

kog bisa takut turun tangga... hihihii......***Cerita di atas hanyalah satu dari sekian banyak cerita lainku yang berurusan dengan Papa yang paling berkesan selalu ada unsur Macho nya. Mulai dari mengajakku potong rambut di tempat beliau biasa potong rambut. Bayangkan, ketika aku mengalami fase kutuan, maka Papa dengan santainya mengajakku ke tempat Papa cukur rambut, dan rambutku dipotong ala laki-laki, dan dibersihkan kutunya.Belum lagi, Papa suka beri kejutan, seperti menjemputku di sekolah [waktu itu aku masih SMP] dengan mobil trailer ataupun mobil kantor super besar, yang kalau naiknya aku harus memanjat pintu mobil. Aku bangga sekali. Tak ada satupun anak di sekolahku yang dijemputnya dengan mobil raksasa tersebut.

Meski dulu Papa lebih banyak diluar kota ketimbang bersama kami di rumah, tapi untuk urusan sekolah dan pergi ke dokter, Papa selalu mengusahakan untuk hadir. Aku pikir, sehari bersama Papa selalu seru. Ada saja kegiatan macho yang kami lakukan. 

Hari ini, jika kupandang wajahnya yang telah berusia 70 tahun, aku selalu mengenang masa-masa "macho" ku bersama beliau. Belajar naik sepeda, belajar nyetir mobil, belajar berani disuntik dokter, hingga belajar berani pergi Kuliah Kerja Nyata berbekal pisau lipat dari Papa. I just love that moment. 

***

diikutkan dalam lombanya mbak Tintin disini {mudah2an berkenan dengan repost dan editan baru ini] 

gbr diculik dari sini :
http://www.savingadvice.com/images/blog/father-daughter.jpg

Thursday, September 29, 2011

[Batam FF – Perjuangan] Antara Belalang, Lebah dan Aku.


“Ugh!....”  Kualihkan mata ke arah lain.
“Lumayan kejam,” desisku.
Sambil menggenggam dedaunan kering, aku menyaksikan sebuah perkawinan terkejam yang pernah kulihat. Kepala Belalang Sembah jantan itu terguling, setelah ditebas kaki tajam Belalang Sembah betina, paska perkawinan mereka.  Aku setengah takjub akan kejadian tersebut.
“Perjuangan cinta yang mengagumkan,”  bisikku perlahan pada angin yang berlalu di wajahku.
Tak lama, kutolehkan pandangan ke atas kepala,  tertarik akan dengungan suara yang dihasilkan oleh segelintir Lebah. Mereka saling berkejaran, seekor Lebah besar, sepertinya itu Lebah Ratu, dan segelintir lebah-lebih kecil. Mungkinkah  ini para Lebah Pejantan? tanyaku dalam hati.
Tak sampai hitungan jam, satu persatu Lebah Pejantan itu mati dan jatuh ke tanah. Tinggallah Lebah Ratu dan seekor Lebah Pejantan yang muncul sebagai pemenang. Perkawinan pun terjadi. Perjuangan cinta selama beberapa waktu, membuahkan perkawinan yang berujung pada kematian bagi Lebah Pejantan.
Aku lagi-lagi menggelengkan kepala. Tersenyum kecut.
“Perkawinan kejam lainnya,” keluhku. Berjuang dan berkorban demi cinta, harga dan kehormatan diri. Benar-benar sebuah perjuangan, simpulku dalam hati.
Sejenak, aku merasa iri pada pengorbanan dua jenis binatang yang mati itu.
Aku menarik nafas perlahan. Mataku melirik ke sekitarku. Sepi….
Kupandangi wajah suamiku yang kaku dan berwarna pucat. Aku tak ingat, di mana kuletakkan bagian lain dari tubuhnya. Yang kutahu, hari ini aku harus menguburkan kepalanya di hutan ini. Jauh dari mana pun dan siapa pun. Sehingga dia tak dapat lagi menjual diriku kepada lelaki lain, demi uang di dompetnya.
Dengan sisa kekuatan yang kumiliki, kutanam kepalanya dalam tanah, dekat dengan bangkai Lebah dan Belalang Sembah jantan.

***
Diikutsertakan pada lomba FF Mpers Batam
Jumlah kata : 248 kata. 

gambar pinjem dari sini.

Wednesday, September 07, 2011

[Telah Terbit] Horeee!!! Buku Perdana Karya Pena Lectura Telah Lahir! Ayo Pre-order Buat Bantuin Pena Lectura ya... :)





Alhamdulillah...

Tak pernah menyangka, jika kerja keras selama ini menyusun Flash Fiction
milikku dan teman-teman di Pena Lectura terwujud.


Ayo, bantuin Pena Lectura menggalang dana untuk kepentingan sosial dan

pendidikan yook..

Caranya?

Pre order buku ini ya... bisa ke aku, gita, dian mardi, nataya, elly lubis,

tyas shinta dan neng anda..:) 

Terima kasih atas support teman-teman selama ini. 



Berikut tulisan di cover belakangnya : 




Secara harfiah, Flash Fiction [selanjutnya disingkat FF] merupakan sebuah fiksi kilat. Berdasarkan berbagai sumber yang ada, FF merupakan istilah lain dari short story, micro fiction, dan micro story. Batasan kata dalam FF ini sangat fleksibel, tidak ada ketentuan khusus berapa jumlah kata. FF sendiri jauh lebih pendek daripada sebuah cerita pendek yang tradisional yang sering dibaca di majalah atau buku. 

Jumlah kata dalam FF yang paling sedikit adalah enam kata. Yang ditulis oleh Hemmingway. Dijual; Sepatu bayi. Belum pernah dipakai. Sementara tidak ada kesepakatan khusus mengenai jumlah kata terbanyak dalam FF. 
Belakangan ini, FF semakin meningkat populeritasnya. Anggota Pena Lectura yang semuanya adalah pengguna fasilitas blog Multiply ini, termasuk yang ikut serta meramaikan blognya dengan berbagai tulisan FF. Rasanya sayang sekali jika tulisan-tulisan yang ada tidak dipublikasikan. Dengan niat ingin menggalang dana yang cukup banyak untuk kepentingan kegiatan Pena Lectura yang mengarah ke pendidikan dan sosial, maka dibuatlah buku antologi yang memuat FF milik anggota Pena Lectura..

Flash Fiction Pena Lectura
Penulis:Andalusia N.P., Dian Mardi Safitri, Dian Onasis, 
Elly Lubis, Gita Lovusa, Nataya C.R., Tyas Shinta
Diterbitkan oleh Penerbit Arias
September 2011
ISBN 978-602-9160-18-5
120 halaman
Rp 39rb.



cara pembelian silakan sms 081914032201.

tulis nama/alamat/judul buku yang dipesan.