Tuesday, December 30, 2014

Narsis di Facebook...


Sebagian besar pengguna fb, bisa jadi termasuk kaum narsis... 

Tapi gak salah kog. Boleh narsis. Asal jangan berlebihan aja sih. Jangan sampe ujung rambut ke ujung kaki difoto dan diupload, itu rasanya berlebihan. Apalagi foto kaki cantengan atau rambut ubanan diposting di facebook.. hehehe

Aku juga suka sesekali narsis di fb. Apalagi kalau terkait dunia menulis dan dunia anak-anakku. Mungkin sebagian kontak sudah illfeel, atau malah sebaliknya, nungguin ceritaku. 

Anyway... 

Beberapa waktu lalu, pihak fb sendiri, secara resmi bikin program yang menunjukkan beberapa foto menarik yang menonjol sepanjang tahun 2014. Untuk FB milikku, disebutnya sebagai Dian"s Year. Merangkum beberapa foto dalam kegiatanku setahun. 


Penampakan Dian's Year versi fb


Aku juga membuatnya. Lumayan bisa edit custumizenya juga, sehingga bisa memilah foto yang lumayan menarik..:) *menurut yang punya fb... hehehe

Kemudian, aku melihat seorang teman, mentag namaku, karena di sebuah gambar dengan tema koran My Times, menunjukkan postingan-postingan terkerennya, serta pembaca loyal postingan fb nya.:)

Wah menarik ini. 


Aku pun mencobanya dengan menggunakan link di salah satu kontak fb, menuju link My Times.

Dan ... walah... Ini hasilnya : 


Postingan fbku selama setahun berdasarkan popularitasnya (alias jumlah jempolnya..:) ) 


Keren ya? 

Apalagi kulihat postingan populerku justru bukan foto narsis diri, melainkan foto ulang tahun putriku Billa, yang ke 6. Terus postingan masakan percobaanku, yakni sayur ubi tumbuk.

Ada juga 12 postingan populer setiap bulannya. Dan ternyata fotoku sendirian gak ada. Hehehe. Yang nongol di satu halaman penuh tersebut itu kalau nggak terkait anak-anak, lalu karya dan komentarku terkait politik dan dunia menulis. It is so me banget..:)


Tak lama, di home fb ku wara-wiri beragam postingan setipe, dan penggambaran postingan populer masing-masing kontak fb. 


So... Narsis emang bisa jadi sumber kreatifitas bagi manusia ya. Ada aja ide orang untuk membuat program yang lucu dan seru seperti ini. 

Keluargaku beberapa di antaranya ikutan juga. Seperti Dhika (adek) dan Te Muni (tante) yang keduanya berisi postingan foto narsis semua ternyata..hahaha 


Ini My Timesnya Andhika


Dan ini My Timesnya te muni 
Dan ini postingan izzah, salah seorang kontakku.
Di sini, aku malah termasuk pembaca loyal nomor 3 di fb nya..
Ih... kegeeran banget bunda syahid ini :) 


Asyik juga menyaksikan hal-hal yang telah kita lakukan selama setahun terakhir ini, versi dunia maya di Facebook ini ya? Bisa jadi cerminan diri kita juga.


So...

Apakah sudah dibuat My Times versi Fbmu? Ayo lakukan, sebelum akhir tahun 2014 sampai. :) 

Wednesday, December 24, 2014

[Cooking Mom] Sayur Daun Ubi Tumbuk Yang Menggoda Selera



Hasil percobaan masak daun ubi tumbukku yang ke 3.


Sepertinya, kalau ada request suami, atau bahan di dalam kulkas, aku mau juga ngendon di dapur. Berlama-lama membuat bumbu dan masak. Meski kadang ujung-ujungnya aku malah gak ikut makan, atau makan sedikit. Karena udah "kenyang" akibat masak...

Kemaren, aku beli daun singkong. Kebetulan dapat bunga kincung (bunga kantan atau bunga kecombrang) di warung sayur dekat rumah. Suami juga request bikin sayur ubi tumbuk, dan adik ipar dengan sukarela menghibahkan resep keluarga ala (alm) Mami mertua via bbm :) 

Maka aku coba memasak sayur ubi tumbuk. 

Percobaan pertama, beberapa minggu lalu. Aku memblender daun singkongnya, dan hasilnya. Sayur BUBUR daun ubi :) ... Alhamdulillah, meski bentuknya nggak keruan, rasanya gak jelas, suami tetap makan dengan lahap dan meminta digorengkan sekeping kecil (ah bahasanya) ikan asin. 

To tell the truth, aku nyaris give up nih nyoba lagi. Tapi suami bilang,..."Ini nih jeleknya Bunda. Kalau udah gagal sekali, langsung gak mau nyoba lagi." Eh... aku bete donk dibilangin gitu..hihihi. 

Baiklah... kusingsingkan lengan. Aku coba sekali lagi. 

Percobaan kedua, aku tumbuk daun singkongnya. Kugunakan ulekan sambel dari batu. Lumayan lebih bagus bentuknya daripada diblender. Bumbu-bumbu kusiapkan. Lalu kucoba lagi. 

Menurut suami, much better. Meski masih kurang kental dan kurang wangi bunga kincungnya. 

Hemmm, mungkin karena aku hanya pakai 1 pucuk bunga kincung. Baiklah...:) 

Kali ini aku coba lagi. Kutambah bunga kincungnya, santannya juga dan jumlah daun singkongnya juga lebih banyak. 

So far, kata suami tadi, sudah mendekati. Meski kurang asin. (Nah bagian kurang asin ini, sengaja kulakukan, karena suami request ikan asin belado. Bahaya kalau terlalu asin. :D)

Baiklah... 

Berikut resep Sayur Daun Ubi Tumbuk (pengantarnya panjang amat yaa...hehehe) 

1. Daun singkong (daun ubi, pucuk parancih, whatever the name is...) 1-2 ikat (tergantung sukanya aja. Kalau 2 ikat, berarti pengaruh ke bumbu ya?

2. Santan. Aku menggunakan 2 kotak ukuran biasa Santan Kara. Jadi kalau pakai santan kelapa asli kurang lebih setengah panci ukuran sedang ya? (jika daun singkongnya 2 ikat sedang). Pokoke kental deh!

3. Bawang merah 7 butir (tergantung selera)

4. Cabe merah 7 buah (aku sih lebih dan kadang campur cabe rawit merah beberapa biji, tergantung harga cabe...hihihi)

5. Bunga Kincung/Kantan/Kecombrang 2 pucuk bunga. 

6. Jahe, Laos (Lengkuas), Kunyit (masing2 seukuran jempol, kecuali kunyit, gak perlu terlalu besar)

7. Daun serai 2 buah. (Disimpul)


Penampakan Bunga Kincung
pinjem gambar dari sini 


Cara membuatnya. 

Pertama, daun singkong dipilih daunnya yang muda, cuci lalu tumbuk (pukul-pukul hingga pecah-pecah sebesar ujung kuku). Sisihkan dalam piring. Oh iya, daun singkongnya gak perlu direbut dulu. Jadi kita berasa kayak main masak2an nih. Daun singkong mentah yang sudah dicuci, langsung ditumbuk/dipukul. 

Kedua, bawang, jahe, laos, kunyit dan cabe diblender sampe halus. (Jika senang digiling/diulek halus, jauh lebih enak tentunya). 

Bunga kincung 2 pucuk diiris tipis (wanginya akan semerbak mengundang ketika diiris) 

Jika sudah siap semuanya, masukkan secara bersamaan. 

Jadi panci berisi santan, bunga kincung yang sudah diiris, bumbu yang sudah digiling dan daun ubi yang sudah ditumbuk dicampur jadi satu. Jangan lupa masukkan daun serai. Letakkan di atas api ukuran sedang, dan aduk perlahan, hingga rata. 

Kurang lebih 15-20 menitan deh ngaduknya. Gunakan api kecil, agar santan tidak pecah.  Jangan lupa masukkan garam sesuai selera. 

Selesai deh! :)


Sekedar informasi, rasa kuah sayur akan agak getir, tapi aromanya mengundang, serta warna atau penampakannya akan sedap dipandang. Makan sayur ini harap dibarengi dengan ikan asin dan sambal, atau belado ikan asin, atau belado cabe hijau cumi asin.

Ada juga yang bareng teri kacang belado, atau sambal dan dadar telor irisan cabe rawit. 

Pokoknya harus ada temannya. Kalau hanya sayurnya aja sih, mungkin akan aneh rasanya di lidah. 

Ada sebagian penduduk daerah Sumatera yang menambahkan ikan teri, atau ikan asep ke dalam sayuran ini. Aku belum pernah nyoba. 

Resep ini adalah resep yang rutin digunakan ibu mertua, dan diturunkan ke anak-anaknya. Akhirnya setelah menikah 15 tahun, aku berhasil juga membuatnya. Alhamdulillah suami suka dan gak pernah komplain sama sekali. Setiap aku masak, pasti dihabiskannya, meski harus 2-3 hari berturut-turut pake sayur ini aja...hihihi

Selamat mencoba ya....:) 



Monday, December 22, 2014

Sisi Lain Dari Hari Ibu


Me and my kids 


Puluhan tahun lalu, aku dan adik laki-lakiku pasti sudah berkutat di kamar, membuat prakarya dan memberikannya kepada Mamaku. Ya, memberikan hasil karya kami dengan tema Selamat Hari Ibu.

Tahun sekian, bisa berupa kertas bertempel kalimat Selamat Hari Ibu, Mama. Di tahun lainnya, kami membuat prakarya lain. Kalau tidak salah, selama aku dan adikku sekolah di Sekolah Dasar, acap tahun kami membuatnya.

Bertahun berlalu. Hingga akhirnya aku menjadi seorang Ibu. Kak Billa (putri sulungku), tidak pernah membuat atau memberiku kado di hari ibu. Namun nyaris setiap minggu, Kak Billa membuat surat, prakarya, lukisan atau sekedar tulisan yang isinya "I love you Bunda" atau "Kakak sayang Bunda."

Ah sungguh indah peran menjadi Ibu, ya.
taken from pinterest.com

Pagi ini, aku mendapatkan tag puisi, ucapan serta link terkait hari Ibu. Namun kebanyakan isinya mirip atau sama.

Lalu aku teringat, beberapa minggu lalu, aku diminta Ayah Billa Aam untuk menonton rekaman ceramah seorang ustaz. Inti ceramahnya kali ini berkisar tentang Hari Raya Kurban. Satu sudut pandang yang menarik untuk dicermati dan agak beda dari biasanya. Karena pembahasan si ustaz tentang pengorbanan itu justru dari sisi posisi Siti Hajar sebagai Ibu dari nabi Ismail AS.

Bagaimana pengorbanan Siti Hajar ketika harus berada di padang tandus, mencari air dan mendidik Ismail seorang diri. Dan ketika bertahun kemudian, ia dan Ismail hidup nyaman, ayah nabi Ismail, yakni nabi Ibrahim AS, datang dan mendapat perintah dari Allah untuk mengurbankan Ismail.

Kepatuhan, ketegaran dan keikhlasan nabi Ismail sungguh luar biasa. dan yang mendidiknya menjadi seperti itu adalah Siti Hajar. Seorang Ibu yang berasal dari kaum biasa, namun patuh kepada perintah suami dan Allah SWT.

Inti kisah itu menggugah hatiku. Betapa besar peranan ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka. Betapa hari ibu tidak sekedar merayakan dengan memberikan hadiah atau keistimewaan bagi seorang ibu dari suami dan anak-anaknya, namun juga tafakur, menundukkan diri dan bertanya pada hati kecilnya.

Apakah sudah aku (ibu) yang menjadi tempat utama anak-anak belajar? tempat pertama anak-anak bertanya? tempat yang mulia bagi anak-anak berguru?

Mari sama-sama kita mencoba memperbaiki niat dan keinginan untuk mencetak anak-anak ikhlas, beriman, patuh dan selalu berada di jalan yang diridhoi Allah. Bisa jadi niat ini kuno, tapi bagiku ini mujarab untuk menjadi penuntun anak-anak agar bisa selamat dunia akhirat. :)


#22Desember2014 Happy Mom's Day.


Tulisan ini merupakan lanjutan atau versi blog dari status FB ku :


.:: Tentang Hari Ibu ::
Beberapa minggu lalu, ayah Billa Aam menyuruhku menonton rekaman ceramah seorang ustaz di kantornya.
Ternyata isi bahasannya agak berbeda. Ini tentang hari Ibu. Menurut ustaz itu, jika memang, atau HARUS ada hari Ibu yang dirayakan, menurutnya yang tepat bagi kaum muslim adalah pada hari raya idul adha atau hari raya kurban.
Lalu ia menjabarkan kisah pengorbanan nabi Ismail AS dari sisi yang lain.
Ia menjelaskan, kepatuhan, pengertian, dan kesabaran yang dimiliki oleh nabi Ismail AS atas perintah Allah, atas keputusan ayahnya, Nabi Ibrahim AS, untuk mengorbankan diri Ismail kepada Allah SWT tanpa banyak tanya, adalah bentuk dari buah didikan seorang ibu bernama Siti Hajar.
Simpulannya, bahwa Siti Hajar adalah satu contoh kongkrit keberhasilan seorang IBU mendidik nabi Ismail AS menjadi anak yang super patuh, super ikhlas, super sabar dan super pengertian. Sehingga dimasukkan Ismail AS ke dalam golongan orang-orang yang ikhlas dan sabar. Berulang-ulang dicantumkan dalam Alquran tentang hal ini.
Aku tercenung menontonnya. Ada sedikit kekhawatiran di hati ini. Sudah patutkah, sudah maksimalkah dan sudah berhasilkah aku menjadi madrasah pertama bagi Billa dan Aam dalam hal ibadah dunia akhirat?
Sungguh kisah kekuatan seorang Siti Hajar tersebut, kembali menggugahku untuk memahami makna "hari ibu" dari sisi yang berbeda.... 

Saturday, December 13, 2014

Senangnya Menjadi Cover Buku Tahunan!


Cover buku Kak Billa. She loves it so much 


Ketika setahun lalu aku hanya sebagai anggota dari BaKOS (Badan Kerjasama Orang Tua dan Sekolah) di Alzind (Al zahra Indonesia), sudah kuniatkan, jika tahun depannya, Kak Billa masuk TK B, dan aku masuk dalam jajaran BaKOS kembali, maka aku berniat untuk menjadi PIC buku tahunan angkatan Kak Billa

Bukan apa-apa sih, aku punya ide saja untuk dieksekusi

Dan ternyata, tahun ajaran 2013-2014, aku malah terpilih jadi ketua BaKOS TK/KB Alzind. Hal ini memudahkanku untuk lebih fokus lagi pada buku tahunan.

Ini adalah proyek yang memerlukan fokus luar biasa. Nyaris menguras energi dan otak juga, karena dilakukan dengan jarak jauh, dengan lay outernya. '

Proyek ini, dimulai dari foto session. Aku sudah menyiapkan tim dan teman-teman dalam tim ini sangat membantu dan kooperatif. Juru foto yang disewa juga kooperatif banget.

Pada tanggal 21 April, kerjasama dengan kepala sekolah, membuat tema pakaian profesiku, maka anak-anak seluruh TK Alzind menggunakan pakaian sesuai cita-cita mereka. 


cover anak-anak 
Kesempatan ini langsung kugunakan untuk menyiapkan juru foto dan memoto wajah serta seluruh tubuh anak-anak TK B. Hal ini untuk kepentingan buku tahunan tersebut. 

Oh iya, sampai lupa. Buku Tahunan adalah buku yang merangkum kegiatan satu tahun anak TK B. Mulai dari beragam kegiatan in door, out door hingga kegiatan kerjasama dengan BaKOS.

Tahun ini, aku menetapkan tema "Cita-citaku" dan disesuaikan dengan tema tanggal 21 April, yang sebelum-sebelumnya didominasi dengan pakaian adat. 

Aku sudah memastikan kalau buku tahunan kali ini covernya beda. Isinya aku menggunakan atau memakai referensi buku tahunan tahun sebelumnya, ketika Sevy Andriani menjadi ketua BaKOS. Aku suka lay outnya. 

Tahun ini, aku fokus pada cover buku tahunan. Aku memastikan setiap anak memiliki buku tahunan dengan wajah mereka masing-masing di buku tersebut. Sedikit kerja keras dan merepotkan lay outernya. 


isi : kegiatan bakos
Sebulan setelah terkumpul semua foto-foto, aku mulai berdiskusi dengan lay outernya sekaligus editornya. 

Kerjasama ini berlangsung hampir setiap waktu. Pertemuan kami hanya 2 kali secara face to face. Sisanya lewat email. 

Sempat stress juga ketika si editor/lay outer mengalami masalah internal keluarganya. Belum lagi ditambah dengan masalah mati listrik serempak beberapa saat, yang mempengaruhi kinerja komputer si lay outer.

Bahkan hingga hari H seharusnya diserahkan buku tahunannya, aku sakit perut, karena bukunya sampai setelah acara perpisahan kelar. Ampun biyung. 


Wisuda TK Kak Billa. Detik-detik aku memikirkan buku tahunan yang belum datang
Untunglah, timku tetap mensupport. Para orang tua juga tidak meributkan keterlambatan tersebut, karena hasil akhir bukunya menyenangkan mereka. Anak-anak suka melihat wajah mereka di cover buku tersebut. Satu buku satu cover, sehingga rasa memilikinya lebih besar lagi..:)

Seminggu menjelang naik cetakpun aku stress. Gimana nggak, karena beberapa bagian terasa aneh, ada pengulangan foto, cetakan foto yang kecil, terdapat beberapa bagian yang kosong. Aduh, rasanya nyaris mau give up melihat kondisi tersebut.'

Kalau sudah gini, rasanya aku ingin banget belajar melayout sendiri, dan tak bergantung pada orang lain. Hehehe..
isi : kegiatan anak-anak 

Singkat cerita.. proses pembuatan Buku Tahunan selesai. Bukupun sampai di tangan anak-anak. 

Kak Billa pun menikmati sekali cover buku yang ada wajahnya. 

Belum lagi ada komentar dari guru-guru berdasarkan karakter masing-masing anak-anak. 

Terbayar semua letih dan stress yang selama ini melanda. 

Thank u team! 


*detail menyusul. Masih mencari data biaya, estimasi waktu, dan step-step pembuatannya. 



#latepost...
#thank u tanun untuk 3 fotonya...pinjem ya :) 

Jangan KeGeeRan!

http://www.flickr.com/photos/wellcomeimages/6880271060

Kupikir, sikap kegeeran itu nyaris tak ada di diriku. Tapi nyatanya, kejadian beberapa waktu yang lalu, menunjukkan bukti, bahwa bertahun-tahun lamanya aku kegeeran,

Jika saja, suami tidak bilang..."Dian itu bisa jadi kegeeran, mengira Dian berteman baik dengan dia, tapi faktanya, dia gak pernah anggap dian teman ataupun sekufu/sekubu dengan dia. Makanya dia bersikap seperti itu!"

Awalnya aku sakit hati dengan ketidak-empatian suami (halah! bahasa apa itu? hehehe). Singkatnya, aku merasa tebakan suami salah. Aku memilih diam.

Tapi setelah dipikirkan lama-lama, bisa jadi emang aku yang kegeeran selama ini. Bisa jadi seseorang yang selama ini kuhormati dan kuanggap tempat terbaik untuk diskusi perihal kepenulisan, tidak pernah menganggapku seperti yang kuharapkan.

*tepok jidat!

Aku jadi malu sendiri. 8 tahun, kukira aku mengenalnya. 8 tahun kejadikan arah kompas pemikiranku dalam hal menulis.

Allah itu keren sekali kerjanya ya? Maha Misterius.

Jika saja, aku tidak mendapatkan "sandungan" atau "berkah masalah" seperti kemarin itu, bisa jadi aku tak pernah tahu dimana posisi kami sebagai "teman" sebetulnya.

Aku jadi teringat omongan ibuku, "hati-hatilah ketika curhat dengan seseorang, bisa jadi seseorang itu tidak lagi menjadi teman baikmu, dan dia akan menggunakan rahasiamu sebagai senjata untuk menjatuhkanmu!".

Aku tak pernah terpikir, jika aku akan menemui karakter manusia seperti itu. Aku dibutakan oleh "kecerdasan" dan "kemampuannya" menjaring pengaruh...:D

Stupid me! Kegeeran tingkat akut!

Oh well, selesai sudah bagian membodoh-bodohi diri.
Segera perasaan ini kuenyahkan. Kurapikan kembali sel-sel kelabu di otakku untuk membenahi kompas pemikiranku selama ini...

Good bye old time and old friend.... See u in another universe!

Welcome a new environment for me and my brain...:)